Sejarah Suku Mandailing Yang Menjadi Kabupaten Mandailing Natal

 

TeknoMadina - Mandailing adalah suatu wilayah yang terletak di Kabupaten Mandailing Natal. Pada masa ini Mandailing merupakan bagian dari Kabupaten Mandailing  Natal, sebagai Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan di Propinsi  Sumatera Utara.

Wilayah yang bernama Mandailing ialah kawasan yang di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Batang Angkola dan Kecamatan Sosopan, di sebelah selatan dengan Kabupaten Pasaman di Propinsi Sumatera Barat, di sebelah barat dengan Kecamatan Natal dan di sebelah timur. Secara tradisisonal, wilayah Mandailing terbagi ke dalam dua daerah, masing-masing yang disebut Mandailing Godang dan Mandailing Julu. 

Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan. Sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat masyarakat itu. Nama Mandailing diyakini berasal dari kata “Mandala – Holing”,  mengacu kepada suatu kerajaan yang sudah ada jauh sebelum abad ke-12. Kerajaan itu diyakini membentang mulai dari Padang Lawas hingga kawasan paling selatan provinsi Sumatera Barat atau kawasan yang termasuk wilayah Tapanuli Bagian Selatan.

Suku Mandailing sebagai salah satu suku asli yang mendiami Provinsi Sumatera Utara.Suku Batak merupakan bagian dari enam sub suku yakni: Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku ini menempati daerah induk masing-masing di daratan provinsi Sumtera Utara. suku ini tersebar dibeberapa wilayah. baik diwilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten Angkola maupun wilayah lainnya. suku ini memiliki kesenian yang khas dan berbeda-beda dari sub suku Batak lainnya. salah satu cabang kesenian dari adat perkawinan Mandailing ialah Tortor. Setiap masyarakat di dunia pasti memiliki kebudayaan yang berbeda dari masyarakat lainnya. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan yang di dapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Sejarah Mandailing

Catatan penting untuk sejarah Mandailing. Mandailing baru muncul dalam naskah “Pararaton” (1336 Masehi) yang ditulis dalam teks Jawa pertengahan. Sejarah Suku Mandailing Yang Menjadi Kabupaten Mandailing Natal. Naskah itu menyebutkan bahwa di Sumatera terdapat Lima kerajaan penting, salah satunya adalah kerajaan Aru, yang telah berdiri tahun 1295 Masehi. Kawasan Mandailing Natal diyakini dibawah pengaruh kekuasaan kerajaan tersebut sepanjang abad 13 hingaa 15 Masehi. Kerajaan Mandailing yang otonom diyakini baru terbentuk beberapa abad kemudian yang ditandai dengan kekuasaan Pulungan yang pertama. Setelah itu, klan marga Nasution juga mendirikan kerajaan besar yang menguasai kawasan Mandailing Godang. Lalu klan marga Lubis juga mendirikan kerajaan di kawasan Mandailing Julu. Kedua kerajaan penting itu, Nasution dan Lubis memerintah secara otonom.

Adat Istiadat Mandailing

Adat istiadat suku Mandailing diatur dalam Surat Tumbaga Holing (Serat Tembaga Kalinga), yang selalu dibacakan dalam upacara-upacara adat. Orang Mandailing mengenal tulisan rang Mandailing mengenal tulisan yang dinamakan Aksara Tulak-Tulak, yang merupakan varian dari aksara Proto-Sumatera, yang berasal dari huruf berasal dari huruf Pallawa, Pallawa, bentuknya tak berbeda dengan Aksara bentuknya tak berbeda dengan Aksara Minangkabau, Minangkabau, Aksara Rencong Rencong dari Aceh, Aksara Sunda Kuna, dan Aksara Sunda Kuna, dan Aksara Nusantara Aksara Nusantara lainnya. Suku Mandailing lainnya. Suku Mandailing mempunyai aksara yang dinamakan urup tulak-tulak dan dipergunakan untuk menulis kitabkitab kuno yang disebut kitab kuno yang disebut pustaha (pustaka) (pustaka). Umumnya pustaka-pustaka ini berisi catat . Umumnya pustaka-pustaka ini berisi catatan pengobatan tradisional, ilmu-ilmu gaib, ramalan-ramalan tentang waktu yang malan tentang waktu yang baik dan buruk, baik dan buruk,serta ramalan mimpi.

Macam-macam jenis adat istiadat yang ada dalam suku batak Mandailing

1. Dalihan Natolu

Dalam sejarah Mandailing ada yang dinamakan dengan Dalihan Natolu.

  • Dalihan Natolu merupakan fondasi budaya Angkola-Sipirok, Padang Lawas dan Mandailing, yang saat ini lambat laun mengalami ancaman kepunahan. Pada Dalihan Na Tolu terdapat 3 unsur, yaitu:
  •  Kahanggi, adalah kelompok yang mengayomi.
  • Anak boru, adalah kelompok yang melaksanakan tugas.
  • Mora, adalah kelompok yang dalam posisi penasehat.
  • Hasangapon, kemuliaan, kewibawaan dan kharisma.
  • Hamaraon, mencakup kekayaan yang banyak tapi halal.
  • Hamajuon, mencakup kemajuan dalam menuntut ilmu pengetahuan.
  • Hukum, mencakup “ptik dan uhum’’ dalam rangka menegakkan kebenaran.
  • Pengayoman, nilainya lebih kecil dari 7 unsur lainnya, karena orang AngkolaMandailing harus mandiri.
  • Konflik, mencakup terjadi pertarungan kekuatan tentang masalah tanah dan warisan.

2. Mamodomi Boru

Biasa disebut dengan Mangalojongkon Boru dalam sejarah Mandailing. Bila seorang pemuda membawa kawin lari seorang gadis, biasanya biasanya si gadis ditemani ditemani satu orang gadis juga yang disebut disebut denganPandongani. Pandongani. Dalam tradisi Mandailing ini masih sering terjadi. Untuk menghindari sesuatu yang dianggap melanggar norma-norma, lahirlah tradisi yaitu “Mamodomi Boru”.

Mamodomi Boru artinya, meramaikan/menemani seorang gadis yang mau menikah pada malam hari dirumah kediaman calon suaminya sebelum dijatuhi akad nikah. Mamodomi boru biasanya diramaikan oleh gadisgadis setempat selama tiga malam. Dan rumah kediaman calon suami akan selalu ramai karena, pemuda-pemuda juga ikut berkunjung ke rumah itu.

3. Kebiasaan atau adat istiadat suku Batak Mandailing yang sama Dengan kebiasaan suku Batak Toba

Dalam wawancara Bersama bapak Pais Hamidi Nasution ahli sejarah Mandailing yang berupa selaku tokoh adat di Panyabungan Tonga, beliau mengatakan, “ Adong dei Kebiasaan ni alak mandailing dalam adat istiadat suku batak Mandailing na sarupo dohot suku Batak Toba”

  • Ketika menyambut pengantin di rumah pengantin lakilaki. Masyarakat Mandailing selalu menyambutnya dengan ucapan horas...horas...horas
  • Banyaknya persamaan nama gunung, nama desa 4) banyaknya persamaan nama gunung, nama desa dan nama sungai di tanah Batak ama sungai di tanah Batak Mandailing dan Batak Toba.
  • Adanya acara mangupa-upa bila ada pesta perkawinan di tanah Mandailing.
  • Adanya cara-cara menyiram sesuatu yang baru kita beli. Biasa diberi nama beli. Biasa disebut dengan 
  • Marpangir , agar terlepas dari marabahaya.
  • Adanya hata-hata yang bersamaan cara merangkai kalimatnya bila ada pesta ataupun a ataupun pertemuan adat.
  • Adanya istilah-istilah dalam hubungan kefamilian seperti anak boru, kahanggi, mora, harajaan, ula-ula dan lain-lain

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form